Ads 468x60px

-

KONTOMULYO melayani pelanggan, menghormati pesaing HUBUNGI 085853630153

Alfred North Whitehead

Ada cerita menarik mengenai kekuatan sastra yang mampu mengubah kehidupan seseorang. Cerita tentang Alfred North Whitehead, seorang ahli matematik yang menelurkan karya monumental di bidang metematika dan logika Principia Mathematica (1910), yang merasakan betapa sastra telah menyelamatkan hidupnya. Awalnya Whitehead kurang begitu tertarik dengan sastra. Dalama benaknya sastra tak lebih permainan kata/bahasa yang sia-sia, dan tidak menyumbangkan kontribusi bagi kehidupan umat manusia. Sementara penciptanya (sastrawan), kadang kala justru seperti orang tidak waras (gila), kumuh, dekil, dan kadang bau. Ini jauh dari disiplin ilmu matematika yang serba pasti, akurat dan memiliki peran besar bagi kehidupan umat manusia.
Namun begitu putra kesayangannya sekaligus buah cintanya dengan Evelyn tewas mengenaskan di ujung perang dunia, mengubah seratus delapan puluh derajat pandanganya tentang sastra. Awalnya Whitehead mecoba melarikan petaka batinnya pada disiplin ilmu yang digelutinya. Apa yang ia dapat? Ternyata matematika yang selama separuh hidup digelutinya, tak mampu meredakan krisis batinya. Matematika begitu kaku, kejam, dan kurang manusiawi. Disiplin matematika menganggap peristiwa yang menyayat jiwanya, sebagai peristiwa lumrah hukum dari distribusi linear terhadap sebuah kepastian.
Whitehead mencoba melarikan kegundahan hatinya pada disiplin ilmu filsafat, kesenian dan sastra. Aneh, begitu menggeluti sastra pandanganya begitu luas dan mampu menyadari bahwa apa yang dialaminya, tidak perlu disesali. Apalagi, hingga menyia-nyiakan anugerah kehidupan yang diberikan Tuhan kepadanya. Whitehead begitu terpana dengan syair-syair penyair romantik seperti Wordsworth dan Mary Shelley yang keras menolak materialisme ilmiah. Dari puisi-puisi Wordswoth, Whitehead terinspirasikan tentang nature in solido, suatu pandangan bahwa unsur-unsur alami yang ada bersifat saling jalin-menjalin. Sedangkan dari puisi-puisi Mary Shelley, Whitehead terinspirasikan tentang alam semesta yang bersifat dinamis dan berproses. Dari situ, kemudian ia mengembangkan rumusan soal-soal penting dalam sistem filsafat dan seni yang ia bangun, seperti soal feelings dan prehension, yang tertuang dalam karya besarnya: Process and Reality-sebuah karya filsafat yang kemudian hari oleh Elizabeth M Kraus dinilai sebagai pemikiran tentang ”metafisika pengalaman” tertangguh sepanjang sejarah, yang mampu secara filosofis mengukuhkan dunia pengalaman (seni) sebagai yang lebih luas ketimbang dunia pemikiran (Chavchay Syaifullah,2005).
Apa yang dialami Whitehead menunjukkan betapa sastra mampu melengkapi cacat cela berbagai disiplin ilmu tersebut.

Sumber: Agus Wibowo, ”Sastra dan Problem Bahasa”,
Sindo, 19 Agustus 2007.
 
 
Blogger Templates