Ads 468x60px

-

KONTOMULYO melayani pelanggan, menghormati pesaing HUBUNGI 085853630153

Sengketa Yakoov dan Hamor


            Pada suatu hari Dina bersama beberapa pembantu perempuannya berkunjung ke negeri yang diperintah Hamor. Kebetulan, dari jarak yang tak terlamupau jauh, putra Hamor, Shekkem namanya, menyaksikan gadis ini lepas dari pengawasan pembantunya. Melihat kecantikan dan kemolekan tubuh gadis itu, hatinya tergerak. Ia tergoda. Nafsunya naik hingga ke ubun-ubun. Dan di tikungan jalan yang sepi, Dina disergapnya, mulutnya dibekap, dan diseretnya di sebuh semak yang tak terlalu rimbun. Shekkem memerkosa Dina. Dan Dina cuma bisa pasrah dengan perlakuan kasar Shekkem itu. Dayanya tak cukup tangguh buat menolak kehendak Shekkem yang menggebu-gebu.
            Tapi yang aneh, si bejat Shekkem ternyata bukan seorang pemuda kasar selazimnya. Rupa-rupanya-dan ini mengagetkan Dina-ia jatuh cinta ketika napasnya dan napas Dina bertaut. Kata-kata menghibur dan mengangkut ketulusan dan kesungguhan diucapkannya kepada Dina yang saat itu belum lepas dari trauma. Di rumah, Shekkem mengatakan sendiri keinginannya itu kepada ayahnya, Hamor.
            ”Aku sudah mendapatkan kekasih pujaan. Kuingin dia jadi istriku. Sungguh.”
            Hamor menanggapi ucapan puteranya itu dengan tak kalah sungguh. Tak berapa lama kemudian ia pun berangkat ke kota dimana Yakoov, orang tua Dian, berdiam. Tujuannya satu: meminang. Hamor tentu berharap pinanganya diterima. Karena jika iya, maka persaingan yang menjurus pada permusuhan diantara mereka bisa diredakan.
            ”Tuan Yakoov, mari kita bentuk persekutuan baru lewat perkawinan ini. Tuan beri puteri Tuan dan kami beri putera kami. Bagaimana?”
            Akan tetapi yang terjadi justru sebaliknya; bukan perdamaian dan persoalan yang tuntas yang didapatkan, melainkan luka yang kian menganga. Putra-putra Yakoov yang tahu bahwa si bejat Shekkem memerkosa adik perempuan mereka meradang seperti unta gila. Menurut mereka aib yang dituang Shekkem seperti sayatan beracun yang tak tersembuhkan. Bersama-sama mereka kemudian menghadap Yakoov dan berkata, ”Tak bisa, dan tampaknya tak mungkin kami menyerahkan adik kami kepada kaum yang belum disunat.”
            Dan mereka pun mengajukan syarat-yang dalam syarat itu terselip tipu muslihat yang jahat. Apa syaratnya? Syaratnya: lamaran Hamor dan Shekkem akan diterima jikA semua laki-laki di negeri itu memotong kulup kelaminnya, sebagaimana diwajibkan bagi laki-laki di negeri Yakoov.
            Seperti sudah diatur, syarat itu diterima Hamor dan anaknya dengan senang hati.Tentu ini membuat putera-putera Yakoov bergembira. Sebab itu berarti tipu muslihat berjalan. Maka demikianlah, setelah menerima syarat itu, segera saja semua laki-laki di tanah yang diperintah Hamoe menjalani sunatan massal. Tetapi sesuatu yng tak terduga terjadi pada hari keempat. Ketika orang-orang itu masih menanggungkan rasa sakit di ujung kemaluan mereka, dua orang putra Yakoov menyiapkan satu serangan mendadak. Dengan pedang terhunus dan mengenakan zirah perang terbaik, keduanya memasuki kota. Mereka datangi setiap rumah lelaki kota yang sedang tak berdaya itu lantas satu persatu mereka gorok. Dan tak lama kemudian anak-anak Yakoov yang lain menyerbu bersama pasukan khusus yang terlatih dan mampu bertindak dan bergerak sangkil dan mangkus. Mereka menjarah habis-habisan kota itu. Kuda, domba, lembu, keledai,berkarung-karung gandum yang ada di rumah dan di di lumbung persediaan negara. Tak hanya itu rupanya. Anak-anak dan para istri turut disita. Dan penyerbuan itu berhasil gemilang. Seisi kota porak-poranda. Putera-putera Yakoov di sepanjang perjalanan pulang tak putus-putus tertawa melihat keberhasilan pasukannya mengubur riwayat kota yang diperintah Hamoor. Sementara Shekkem dan Hamor sendiri menreka gantung di tengah-tengah kota lalu diibakar.
 
 
Blogger Templates