Ads 468x60px

-

KONTOMULYO melayani pelanggan, menghormati pesaing HUBUNGI 085853630153

Sejarah Asuransi Ternyata Menarik Juga


Ternyata menarik juga mempelajari materi-materi asuransi. Hal ini tidak akan terjadi jika tidak ada kesempatan untuk mengikuti Ujian Sertifikasi Keagenan Asuransi Jiwa – Asosiasi Asuransi jiwa Indonesia (AAJI). Terima kasih kepada Bank Muamalat dan Asuransi Jiwa Sinar Mas syariah yang telah memberikan kesempatan ini. Ujian dilaksanakan dalam rangka kerja sama kedua perusahaan tersebut dengan mengeluarkan produk ‘Fitrah Card’. Sebuah kartu dengan berbagai macam fungsi, yaitu kartu ATM, kartu debit dan transaksi perbankan lainnya, selain itu memiliki fungsi sebagai kartu diskon di seluruh merchant bertanda “Simas Card”, juga berfungsi sebagai kartu asuransi yang memberikan manfaat asuransi jiwa berjangka, asuransi kecelakaan diri, asuransi penyakit kritis, santunan harian rawat inap serta produk investasi dan proteksi (unit link). Untuk menjual produk tersebut, agen harus mempunyai lisensi keagenan dari AAJI.
Dari sini, kemudian tertarik untuk mendalami lebih jauh tentang asuransi, terutama berkaitan dengan sejarah asuransi seperti tertulis berikut :
Pada tahun 2000 sebelum masehi para saudagar dan aktor di Italia membentuk Collegia Tennirium, yaitu semacam lembaga asuransi yang bertujuan membantu para janda dan anak-anak yatim dari para anggota yang meninggal. Perkumpulan serupa yaitu Collegia Nititum, kemudian berdiri dengan keranggotakan para budak belian yang diperbantukan pada ketentaraan kerajaan Romawi. Setiap anggota mengumpulkan sejumlah iuran dan bila salah seorang anggota mengalami nasib sial (unfortunate) maka biaya pemakamannya akan dibayar oleh anggota yang bernasib baik (fortunate) dengan menggunakan dana yang telah dikumpulkan sebelumnya. Perkumpulan semacam ini merupakan salah satu konsep awal timbulnya asuransi, yaitu orang-orang yang beruntung atau bernasib baik membantu orang-orang yang tidak beruntung.
Beberapa ahli berpendapat bahwa cikal bakal asuransi bermula pada zaman Babylonia. Pada masa itu, perdagangan di Bablonia berkembang pesat bahkan sudah terjadi perdagangan lintas Negara. Para saudagar-saudagar besar mengirimkan utusan dagang ke berbagai Negara untuk menjual barang dagangan. Para saudagar meminta suatu jaminan agar utusan dagang akan kembali pulang dengan membawa untung hasil dagang dan tidak melarikan diri.
            Dalam perjalanan dagang, tidak selamanya utusan tersebut melewati daerah aman. Kadangkala melewati daerah rawan perampokan dan perampasan. Akibatnya, utusan dagang pulang dengan tangan hampa, tanpa membawa hasil dagang. Karena kerugian tersebut bukan karena kesalahan utusan dagang, maka hrta jaminan tidak akan disita. Jadi, sebagian resiko usah itu dipindahkan dari utusan dagang ke saudagar besar. Pemindashan atau pergeseran resiko inilah yang meripakan salah satu cirri-ciri asuransi.
Peradaban Cina kuno juga sudah dikenal konsep asuransi yaitu masyarakat memberikan dana secara rutin kepada sinshe tanpa memperhatikan apakah mereka sakit atau tidak. Ketika salah seorang anggota keluarga masyarakt saki, mereka membawa si sakit ke sinshe tanpa membayar lagi.
            Gambaran di atas cukup mewakili bagaimana awal mula lahirnya asuransi. Meskipun, nantinya misalkan tidak lulus ujian tidak masalah, karena sudah banyak pengetahuan yang didapat soal asuransi. Syarat kelulusan memang terbilang mudah, yaitu peserta harus menjawab benar 50% dari 80 soal yang ada. Semoga saja lulus.
Jakarta, 06 Maret 2010.
 
 
Blogger Templates